Baik-Baik Sayang, Bapak Akan Selalu Memelukmu Lewat Do'a (UPT SDN 14 Lunang)

Anak adalah karunia atau titipan yang Allah berikan kepada setiap para orang tua. Menumbuhkan anak yang menjadi generasi yang berbudi luhur, berahklakul karimah menjadi anak sholih sholihah merupakan PR bagi para orang tua. Orang tua senantiasa memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anak mereka. Mulai dari pendidikan agamanya, pendidikan formalnya, dan kebutuhan lainnya. Orang tua pun perlu mengawasi anaknya disaat bermain agar nanti apa yang dilakukan anak tidak merugikan dirinya sendiri. Terkadang ada sebagian orang tua  yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga melalaikan tanggungjawabnya dalam menjaga anak. Hal semacam ini masih banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu banyaknya kasus/kejadian yang terjadi pada anak akibat kelalaian orang tua maupun anak itu sendiri. 

Hal inilah yang terjadi pada salah seorang siswa saya yang bernama Zodik.  Siswa saya ini mengalami luka bakar yang serius mulai dari pinggang sampai kaki. Musibah ini terjadi saat Zodik bermain bersama temannya. Zodik masuk ke jurang yang ada apinya sehingga menyebabkan bagian pinggang dan kakinya terbakar. Singkat cerita, Zodik dibawa ke Puskesmas. Pada saat berada di Puskesmas, saya melihat Zodik lagi ditolong oleh dokter dan beberapa perawat. Zodik menangis karna kesakitan, tak tega rasanya melihat anak menangis karena kesakitan. Akhirnya Zodik dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah. 

Semenjak kejadian itu, Zodik libur dan tak pernah lagi masuk sekolah. Kami dari pihak sekolah memaklumi dan prihatin dengan keadaan Zodik. Beberapa bulan kemudian akhirnya Zodik di izinkan oleh dokter untuk rawat jalan di rumah. Kami dari pihak sekolah dan semua siswa pergi berkunjung ke rumah Zodik. Semua yang hadir ikut sedih melihat keadaan Zodik. Kedua kakinya cukup parah dan salah satu kakinya tidak bisa diluruskan. Tidak mudah seorang anak seusia Zodik bisa menerima keadaan seperti saat ini, dari raut wajahnya terlihat malu dan minder saat berada di keramaian. Inilah PR selanjutnya bagi orang tua, guru, dan kawan-kawannya untuk mengembalikan mental dan perasaannya seperti semula. Jangan sampai rasa trauma itu selalu menghantuinya. Saya selaku wali kelas selalu meyampaikan kepada orang tua Zodik agar selalu menjaga mentalnya, masalah pembelajaran di sekolah biarlah kami pihak sekolah membuat kebijaksanaan. 

Semakin hari keadaan Zodik makin membaik, namun kakinya yang sebelah masih tidak bisa diluruskan. Sekali-kali saya singgah kerumahnya dan berbicara dengan ibunya tentang perkembangan Zodik. Saya gak tega melihat keadaannya, saya membayangkan gimana kalo itu terjadi pada anak saya atau ponakan saya. Saya hanya tersenyum melihatnya dan diapun tersenyum sambil memalingkan wajahnya, mungkin rasa malu atau trauma dengan keadaan sekarang ini. Zodik anak yang penurut kalo di kelas, apa saja yang saya suruh selalu dikerjakan. Dia tidak banyak tingkah, kadang kalo ditanya dia hanya diam. 

Tak lama kemudian, orang tua Zodik memberi kabar bahwa Zodik akan melakukan operasi pada kakinya agar kakinya bisa lurus normal kembali. Saya senang dan tersenyum sambil mengatakan

"ibu saya senang sekali, saya sangat berharap Zodik bisa kembali seperti semula. Tapi saya minta maaf bu, saya hanya bisa membantu dan memeluk Zodik lewat doa, smoga operasinya lancar"

Orang tua Zodik tersenyum sambil mengatakan

"terimakasih banyak pak, biaya Zodik alhamdulillah ditanggung oleh asuransi kesehatan"

Terkadang saya berfikir, saya ini belum menjadi wali kelas yang baik. Saya setiap hari lewat depan rumah Zodik tapi jarang singgah. Saya singgah apabila nampak zodik dari luar atau ada keperluan masalah sekolah, karena ada beberapa administrasi sekolah yang harus dilengkapi. Itu rasa yang selalu menghantui saya. Saya berharap bisa mengunjungi Zodik lebih sering lagi. 

Kala itu sore diselimuti oleh awan kelabu, cuaca mendung mau hujan.  Saya pulang sekolah lewat depan rumah Zodik. Saya melihat ada orang tua Zodik di teras rumah, saya singgah sebentar. Ternyata Zodik sudah pulang kerumah berarti operasinya telah selesai. Bahkan saya merasa makin gembira lagi saat melihat Zodik sudah bisa menggerakan kakinya dan meluruskan kakinya meskipun masih dibalut. Zodik melihat saya sambil menyapa dan tersenyum. Saya selalu memberikan nasehat-nasehat yang bisa membuat Zodik lebih semangat lagi. Pada keesokan harinya, saya kembali kerumah Zodik sambil membawa buku. Saya melihat keadaannya sudah membaik. Jadi untuk menemani kesehariannya agar tidak jenuh, saya bawakan buku pelajaran. Buku ini buku siswa yang bisa dibaca agar nanti Zodik tidak terlalu jauh ketinggalan pembelajaran. Namun saya berpesan ke orang tua Zodik, agar jangan dipaksa belajar. Jadikan buku itu teman saat dia bosan atau jenuh dengan kesehariannya. Orang tua Zodik pun menyampaikan bahwa Zodik memang mau membaca tapi bukunya tidak ada. Oleh sebab itulah saya membawakan buku. 

Tidak ada satupun orang yang mau mengalami seperti yang dialami Zodik. Untuk itu mari kejadian ini kita jadikan pembelajaran untuk kedepannya agar kita orang tua lebih memperhatikan dan mengutamakan kesehatan anak. Jangan sampai adalagi Zodik-Zodik berikutnya. Yang sudah terjadi mari kita ikhlaskan, yakini pasti ada hikmah yang sangat luar biasa dibalik kejadian yang menimpa. Tetap semangat dan sabar ananda, semoga Zodik selalu dibawah lindungan allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. – (Q.S Al-Baqarah: 153)

Mari kita peluk mereka lewat doa. Insaallah selalu ada jalan bagi umatNYA yang bertaqwa. 



#ceritaku
#part13
#uptsdn14lunang
#siswakupenyemangatku
#nafrizalekaputra





Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ini P5 ku, mana P5 mu?

Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

Curahan Hati Pak Guru