Belajar Menulis Setiap Hari Di Media Sosial (UPT SDN 14 Lunang)

                         Narasumber:  

         Dudung Nurulah Koswara (DNK) 

Materi malam ini diawali dengan sebuah pertanyaan oleh bapak DNK. 

Bagi Saya pribadi, mengapa saya menulis?

Pertama menulis itu mengalirkan perspektif kita tentang sesuatu.  Mengasah artikulasi tentang suatu hal.  Menulis tidak harus baik namun setidaknya kita dapat melihat sejauh mana kebodohan bahkan potensi kita dalam menulis.  Narasi yang kita  tulis adalah cermin literatif kita. 

Kedua menulis itu bisa menjadi ekspresi perlawanan kita tentang sesuatu yang menurut kita tak adil atau ada ketidakadilan.  Penulis adalah ksatria pembela kebenaran,  pedangnya adalah pena atau jari kita. 

Ketiga menulis itu narcis literatif. Kalau kita hanya selfie selfie saja semua orang juga bisa.  Anak SD juga ahli, namun menulis itu sangat seksi,  mengapa?  Karena menulis itu hal yang gampang tapi dianggap sulit. Ini anggaoan sesat yang menyebabkan ribuan orang tak menulis.  

Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis itu adalah menuangkan apa yang kita pikirkan/rasakan kedalam bentuk tulisan sehingga kita bisa mengukur sejauh mana pemikiran kita tentang suatu hal. Menulis bagian dari literasi. Setiap kita bebas menulis apa saja selama tidak SARA dan tidak menghina personal plus data lengkap.

Pak DNK adalah seorang praktisi pendidikan. Tulisan beliau banyak terbit di surat kabar. Tulisan beliau berisikan tentang pembelaan kepada guru. Tulisan beliau selalu viral. Pak DNK mengatakan tulisannya tidak terlalu bagus, yang bagus itu adalah memanfaatkan momentum dan emosi kehormatan guru yang lagi hangat diperbincangkan. 

Menulis adalah bela diri, bukan pecak silat atau benda tajam melainkan dengan menulis biar lebih jleb. Jika ada yang tidak suka, tersinggung, atau tersentuh dengan tulisan kita itu bagus. Berarti sudah mulai ada konsumen. Menulis membuat kita jadi celeb literatif. 

#berbagiituindah

#part3

#nafrizalekaputra