Jauh Di Mata Dekat Di Suara (UPT SDN 14 Lunang)

- March 23, 2020

Pagi yang indah, membawaku larut terjaga. Suasana pagi yang begitu dinanti. Saya bangun dari tempat tidur dan langsung mengambil segelas air. Selanjutnya olahraga yang biasa dilakukan setiap pagi dan sore. Tak lama kemudian terdengar getaran HP, dilihat ternyata siswaku yang nelfon. Hari ini mereka masih belajar dirumah. Beberapa saat, terjadilah percakapan antara guru dan siswa.

👨 : Hallo.

👧 : Assalamualaikum pak.

👨 : Waalaikumsalam mel, apakah amel

pake paket nelfon? kalo tidak, biar

bapak yang nelfon.

👧 : Bu, pake paket nelfon? (bertanya ke

ibunya, lalu terdengar suara ibunya

"ada").

👧 : kata ibu ada pak. Pak, soal no.1

hal.37 dimana cari isinya, pada

bacaan cuma ciri-cirinya yang ada.

👨 : Coba ingat, ditema sebelumnya kan

sudah belajar, ayooooo masa gak

ingat lagi.

👧 : yang mana tu pak, lupa 😀😀😀

👨 : Sekarang ambil saja salah satu

dari ciri-ciri yang ada, nanti tambah

dengan bahasa sendiri, nanti di soal

no. 2 baru catat semua ciri-cirinya.

👧 : ooo gitu ya pak, ok pak, makasih ya

pak, assalamualaikum.

👨 : ok, sama-sama mel,waalaikumsalam.

Terasa ada yang berbeda. Biasanya tiap pagi sudah sampai di sekolah. Berkumpul dan bercanda dengan mereka. Sekarang cuma bisa memantau lewat udara. Itupun tidak semuanya karena ada sebagian dari mereka yang tidak aktif no. HP nya sampai sekarang. Sungguh membuat saya canggung. Tak lama kemudian saya mandi, lalu bersiap-siap ke sekolah. Masih ada bahan yang harus dilengkapi untuk naik pangkat.

Suasana yang sama, sepi tanpa mereka. Saya duduk di kelas sembari memandang sudut baca dan kebun kelas dibelakang. Saya memulai pekerjaan sambil ditemani si hitam manis buah kurma. Hati dan pikiran ini berkata, mereka lagi apa ya. Tanpa berpikir panjang, saya ambil HP lalu saya hubungi satu persatu mereka. Saya mau mengetahui apakah mereka sudah belajar atau belum.

👨 : Assalamualaikum.

👩 : Waalaikumsalam, ini siapa?

👨 : Saya pak Naff, gurunya Farhan.

👩 : oh iya pak.

👨 : Ibu, apakah Farhan sudah belajar?

👩 : Sudah pak, ini baru selesai.

👨 : Bisa bicara dengan Farhannya buk?

👩 : Boleh pak, ini Farhannya.

👦 : assamualaikum pak.

👨 : Waalaikumsalam, farhan sudah

belajar?

👦 : Sudah pak, tugasnya sudah selesai

pak.

👨 : Bagus Farhan, main dirumah saja ya

farhan, jangan keluar jaga kesehatan

ya.

👦 : Iya pak.

👨 : Ok, tetap semangat ya,

assalamualaikum.

👦 : Walaikumsalam.

Senang rasanya bisa memantau mereka dari jauh. Setelah itu saya lanjutkan nelfon yang lain.

👨 : Assalamualaikum.

👩 : Waalaikumsalam pak.

👨 : Gimana kabarnya buk, sehat?

👩 : Sehat pak.

👨 : gimana buk, apakah jaka sudah

belajar ?

👩 : sudah pak, ni jaka nya ada dirumah?

👨 : Boleh bicara dengan jakanya buk?

👦 : Halo pak.

👨 : Jaka sudah makan, kalau belum

bapak antar kesana 😀😀😀 (sambil

bercanda, karna siswa saya yang

satu ini hobi makan 😂)

👦 : hahahah bapak

👨 : Jaka semangat ya belajarnya, jangan

maen keluar, jaga kesehatan.

👦 : Iya pak

👨 : ya sudah bapak pamit dulu,

assalamualaikum.

👦 : Waalaikumsalam.

Kemudian saya lanjut nelfon yang lain. Saya tersenyum sendiri menjalani situasi seperti ini. Tak lama kemudian saya hubungi jefri.

👨 : hallo, assalamualaikum.

👦 : Walaikumsalam pak.

👨 : Jefri sudah belajar?

👦 : Sudah pak.

👨 : Sekarang lagi ngapain?

👦 : Mau pergi ngaji pak

👨 : Bagus, yang rajin ya ngajinya. Ingat

jaga kesehatan

👦 : Iya pak

👨 : Ok, semangat ya, assalamualaikum

👦 : Waalaikumsalam pak

Begitulah cara saya memantau keadaan siswa di rumah. Ini hari ke-2 program belajar di rumah. Mungkin tidak maksimal, paling tidak siswa tetap merasakan perhatian dari guru. Jadi banyak cara yang bisa dilakukan guru, tidak harus daring. Jika situasi memungkinkan, ya bagus menggunakan daring. Kalau tidak memungkinkan jangan dipaksa. Jangan mengorbankan siswa dan orang tuanya hanya karena mengikuti mode atau trend. Mungkin kita siap tapi siswa dan orang tuanya belom siap. Sehingga munculah keluh kesah orang tua dengan sistem belajar di rumah. Kalau di sekolah saya situasi keluarga siswa dan kondisi jaringan tidak memungkinkan untuk daring.

Selanjutnya saya hubungi yang lain, tapi sayang nomornya tidak aktif. Saya selalu berprasangka baik, meskipun tidak bisa dihubungi mereka pasti belajar. Ada juga satu orang siswa kemaren minta izin pulang kampung karena neneknya meninggal. Kemudian satu orang lagi, tantenya meninggal. Saya tidak berani menghubungi, takutnya nanti orang tuanya berprasangka lain. Semoga mereka selalu tabah dan sabar menghadapi ujian ini. Saya lanjut mengetik bahan naik pangkat sambil menikmati si hitam manis buah kurma. Waktu begitu cepat berlalu, tanpa terasa sudah sore. Saatnya pulang ke rumah, tapi Hujan mulai turun. Saya pindah duduk, yang tadinya di kelas pindah ke kantor. Sambil menunggu hujan reda, saya memutar musik menikmati alunan nada. Tak lama kemudian hujan berhenti, saya melanjutkan perjalanan pulang. Ternyata ditengah perjalanan saya melihat sunset begitu indah. Saya merasa heran, karena baru selesai hujan. Tiba-tiba ada sunset di ufuk barat. Saya berhenti sambil mengabadikan sunset yang begitu indah. Terima kasih tuhan, engkau masih memberikan hamba nikmat kesehatan sehingga tetap kuat dalam menjalani semua ini dengan ikhlas. Semoga ujian ini cepat berlalu. Kami akan selalu sabar dalam menjalani ketetapanMU.