Disini Rindu, Mungkinkah Disana Ada Kerinduan?

Suasana begitu sepi dan makin mengkhawatirkan. Hampir satu bulan siswa libur sekolah karena pandemic virus Corona. Setiap sekolah menjalankan kebijakan sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh dinas. Rindu semakin hari semakin menggebu. Rindu dengan siswa dan suasana di kelas. Setiap hari saya selalu memikirkan mereka. Apakah mereka sudah belajar atau belum. Sungguh ini ujian yang berat. Semoga ujian ini cepat berlalu. 

Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengisi waktu libur. Guru tetap bekerja dan siswa tetap belajar di rumah. Untuk menjalankan tugas dirumah, saya ikut berpartisipasi dipembelajaran online/daring. Saya ikut membantu menjadi narasumber atau guru pemateri. Saya ingin berbagi ilmu dengan anak-anak yang membutuhkannya. Hampir setiap hari saya terlibat dalam pembelajaran itu. Saat memberikan materi, saya sempat berpikir. Andai siswa saya bisa seperti mereka, pasti setiap hari bisa belajar dengan saya. Saya tersenyum dan tetap bersyukur. Meskipun siswa saya tidak bisa belajar online, namun ada sebagian kecil orang tua yang memiliki media sosial. Mereka mengirim poto anaknya yang sedang belajar. Orang tua hanya mampu mengirim poto tapi tidak mampu untuk belajar online. Saya tidak pernah memaksa orang tua dan siswa untuk belajar daring.  Saya menyadari seperti apa keadaan mereka dan saya tahu betul bagaimana keadaan jaringan. Sungguh rasa rindu itu makin terasa. 

Setelah selesai mengisi pembelajaran online, saya menyempatkan diri menelfon orang tua siswa. Saya meminta untuk bisa berbicara dengan siswa. Namun ada sebagian orang tua yang bekerja sehingga tidak memungkinkan untuk bisa berbicara dengan siswa. Meskipun begitu, sebagian yang bisa sudah bisa mengobati rasa rindu ini. Saya berbicara dengan siswa sambil bercanda dan tertawa. Ternyata mereka sudah belajar. Selain itu saya juga menyampaikan bahwa hari sabtu ke sekolah untuk menilai tugas yang sudah selesai. Saya menilai tugas siswa sekali seminggu. Bagi yang sakit, saya yang berkunjung ke rumahnya. 

Tak lama kemudian, masuklah pesan lewat messenger saya. Saya buka dan lihat, ternyata ada salah satu orang tua siswa yang mengirim poto. Poto ini membuat saya senang dan bangga. Selain itu poto ini juga membuat mata saya berkaca-kaca. Poto itu adalah poto Zodik. Zodik baru saja sehat dan sudah bisa jalan. Saya membebaskan Zodik dari tugas karena keadaannya. Zodik masih mengontrol kesehatannya ke dokter. Saya tidak mau dia terlalu dibebani. Saya hanya membagikan buku untuk dibaca dan menjadikan teman disaat jenuh.

Hidup sendiri didaerah orang, jauh dari keluarga memiliki tantangan sendiri buat saya. Disaat tertentu, saya merasa rapuh mengingat nasib saya sendiri. Namun saya cepat disadarkan dari pemikiran itu. Disaat rapuh, saya buka semua poto dan video bersama siswa. Saat itu jua saya merasa kuat dan sanggup bertahan. Begitulah rasa, apabila semua dilakukan dengan hati maka kekuatan itu akan muncul sendirinya. Mungkin saya bukanlah guru yang terbaik bagi mereka. Masih banyak guru yang lain jauh lebih baik. Namun saya selalu berusaha menjadi guru yang ada disetiap kenangan mereka. Saya selalu berpesan ke siswa :

" Nanti, apabila kalian sudah besar. Jika ingin melihat masa kecil, lihatlah media sosial bapak. Semua kenangan kalian ada disana "

Oleh sebab itulah saya selalu mengambil poto dan video untuk mengabadikan kenangan bersama mereka. Sandainya nanti ada sebagian dari mereka yang lupa dengan gurunya, saya tetap bersyukur dan bangga. Karena dulu saya pernah membuat mereka tersenyum bersama. Itulah guru, kadang sering lupa dan terkadang sering dilupakan. 

" Akan kurawat kau dalam diam. Agar tumbuh besar penuh pemahaman. Akan kurawat kau dalam hening. Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran, Akan kurawat kau dalam senyap. Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan. Sungguh akan kurawat kau. Agar tidak ada yang menyakiti. Pun kalau memang harus disakiti. Kau dan aku tahu. Apa yang terbaik dilakukan. Apa yang terbaik dilakukan. Pun kalau memang harus gugur daun. Kau dan aku tahu besok lusa akan kembali rindang "
                                                     -TERE LIYE-


#ceritaku
#part23
#uptsdn14lunang
#siswakupenyemangatku
#nafrizalekaputra
#pakguruganteng

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ini P5 ku, mana P5 mu?

Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

Curahan Hati Pak Guru