Menerbitkan Buku Melalui Penerbit Mayor (UPT SDN 14 Lunang)

                    photo: zuckici.com

"Assaalmu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam semuanya.
Materi kita malam ini adalah menerbitkan buku melalui penerbit mayor atau penerbit besar". 

Itulah kalimat pembuka yang dituliskan oleh narasumber kita malam ini. Beliau seorang blogger dan youtuber indonesia. Beliau adalah bapak Wijaya Kusuma, S. Pd., M. Pd. atau lebih dikenal dengan sebutan Om Jay. Untuk mengawali materi malam ini, Om Jay mengajukan pertanyaan kepada semua anggota yaitu:

"Om jay mau tanya. Adakah di antara kawan kawan di wa group ini yg sdh menerbitkan buku di penerbit mayor?"

Sebagian anggota menjawab belum. Untuk memicu semangat anggota, om Jay memberitahukan jumlah royalty buku yg beliau dan kawan-kawan terima dari penerbit andi selama 6 bulan. Sungguh mencengangkan, royaltynya sampai puluhan juta. Semua anggota ingin seperti om jay. Semuanya semangat untuk menulis. Kemudian ada salah satu anggota bertanya "Penerbit mayor itu yg bgmn Om Jay?" kemudian om Jay menjelaskan bahwa "penerbit besar dan kita tak bayar sama sekali utk menerbitkan buku. Bahkan kita bisa dapat royalty buku sampai 74 juta selama 6 bulan". Selanjutnya salah satu anggota menjelaskan perbedaan antara penerbit indie dan penerbit mayor adalah
1. Penerbit indie: kita bayar, membiayai 
    penerbitan.
2. Penerbit mayor: naskah kita diseleksi, 
    bisa saja ditolak. Penerbitan gratis.

Selanjutnya om Jay menshare artikel yang dibuatnya di kompasiana tentang penyusunan buku informatika di PGRI,artikelnya dapat dilihat  disini
Inti dari artikel itu adalah guru harus mampu berkolaborasi dengan guru sekolah lainnya dan berkumpul dalam wadah organisasi guru. Sehingga mampu membuat karya agung yg bisa digunakan untuk semua sekolah. Karena itulah penerbit besar mau menerbitkannya karena memang layak jual dan mendatangkan keuntungan di kedua belah pihak. Sebelum diterbitkan biasanya ada spp yg harus ditanda tangani antara penerbit dengan penulis. Banyak guru yg seringkali tidak sabar untuk menerbitkan bukunya sehingga mereka keluar banyak uang untuk menerbitkan bukunya. Padahal guru ysb seharusnya malah mendapatkan uang dari buku yang diterbitkannya.

Guru sudah harus dibiasakan membangun supertim dalam pembuatan buku ajar. Sudah tidak jamannya lagi kita menjadi superman. Apalagi hanya memperkaya dirinya sendiri saja. Tapi pada kenyataannya masih banyak guru yang belum melakukan hal itu. Bermacam alasan yang diungkapkan oleh anggota salah satunya waktu yang tidak ada. Namun om Jay membantah dengan alasan itu, beliau mengatakan bahwa persoalan utamanya bukan itu tapi guru belum dilatih utk membuat dan menerbitkan buku ajar. Di china sekelas guru mengajar lebih dari 59 anak dan semuanya enjoy. Mereka mengajar selama 2 jam di depan kelas. Jadi tidak ada waktu bukan alasan untuk tidak menulis. 

Kemudian salah satu anggota bertanya kepada om Jay tentang kiat apa yg mungkin harus diterapkan untuk bisa lolos di penerbit mayor. Om Jay menjelaskan untuk pelajari syarat syarat yg diminta penerbit. biasanya sudah ada di websitenya. Ini salah satu website penerbit mayor, silakan lihat disini .

Jadi kesimpulan materi malam ini adalah untuk menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor perlu kolaborasi dan membangun supertim dalam wadah organisasi profesi guru yg kredibel dan sudah berpengalaman. Teruslah menulis agar orang lain semakin tahu siapa dirimu. Kemudian menulislah dari hatimu agar engkau menjumpai pembaca setia tulisanmu.

      photo: Wijaya Kusuma, S. Pd., M. Pd.


#berbagiituindah
#part11
#nafrizalekaputra

Comments

  1. Semakin malam semakin kerenn dan semakin menjelang subuh luarrr biasa tulisannya lengkap sekali, yessss berguru ya pak Naff

    ReplyDelete
  2. keren pak. menulisnya semangat sekali!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ini P5 ku, mana P5 mu?

Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

Ciri-Ciri Guru Yang Baik Dan Disenangi Siswa Versi Pak Guru Ganteng (UPT SDN 14 Lunang)