Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

              Nafrizal Eka Putra, M. Pd

        Libur telah usai, tahun pelajaran baru akan segera dimulai. Proses pembelajaran akan dimulai sesuai dengan pendidikan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan. Proses pembelajaran akan dilaksanakan secara tatap muka sesuai protokol kesehatan. Kondisi dan situasi masih seperti semester lalu, pandemi COVID 19 masih terus meningkat di indonesia. Setiap sekolah mempersiapkan segala sesuatu untuk menuju normal baru. Termasuk sekolah saya mempersiapkan segala sesuatu untuk menunjang protokol kesehatan. Kepala sekolah dan guru ikut membersihkan lingkungan sekolah. 

        Tanggal 13 juli 2020, tahun pelajaran 2020/2021 dimulai. Hari pertama sekolah semua guru dan siswa memakai masker dan memulai kegiatan dengan cuci tangan. Semua siswa dikumpulkan dilapangan dengan memperhatikan phisikal jarak. Kepala sekolah memberikan pengumuman dan informasi yang harus ditaati selama proses pembelajaran di era baru normal. Akhirnya proses pembelelajaran dimulai. 

        Saat memasuki hari ke-2 sekolah, maka masuk chat di group wa sekolah yang memberikan informasi tentang proses pembelajaran selanjutnya " Yth. Bapak / ibuk Kepala TK / RA dan SD / MI, karena adanya perubahan status Zona Kab. Pesisir Selatan, maka mulai Rabu / 15 Juli 2020 seluruh siswa TK / RA dan SD / MI pembelajarannya kembali dengan sistem NON TATAP MUKA (Daring / Luring) Edaran Bapak Bupati menyusul Demikian. menyampaikan ditindak lanjut segera. Terima kasih. (Suhendri, SPd, MSi, Kadisdikbud Pessel) " . Mengingat situasi dan kondisi belum stabil maka proses pembelajaran tatap muka dan pembelajaran kembali dilakukan seperti semester lalu secara memikat / berani.

        Virus Corona yang menyebar begitu cepat mengakibatkan pembelajaran tatap muka langsung kembali. Guru kembali melakukan pembelajaran daring / luring. Namun guru tetap beraktivitas di sekolah. Namun tuhan berkehendak lain. Dalam situasi dan kondisi saat ini, beri saya ujian dengan diberikan nikmat sakit. Karena kondisi kesehatan, saya harus berulang ke kampung untuk berobat. Kondisi ini membuat saya bingung, secara otomatis saya tidak bisa melaksanakan pembelajaran. Sungguh situasi yang sangat berat bagi saya. Jika saya melakukan pembelajaran berani, saya belum tahu apakah semua siswa punya wa atau tidak karna saya baru mengajar dua hari ditahun pelajaran baru ini.Tentu siswa baru naik ke kelas 5. Namun tuhan maha bijaksana, dibukakan jalan untuk menghadapi situasi ini. Saya cari kakak atau anggota keluarga siswa saya di media sosial, apakah ada yang memiliki wa atau tidak. Alhamdulillah, akhirnya ada 7 dari 11 orang siswa yang punya wa. Akhirnya saya putuskan, selama berobat dikampung pembelajaran dilaksanakan secara berani. 4 orang siswa yang tidak memiliki wa, saya bergabung dengan teman yang ada wa. Akhirnya solusipun ada dan pembelajaran secara berani. 

        Akhirnya saya minta izin kepala sekolah dan menjelaskan sistem pembelajaran selama saya berobat di kampung. Sebenarnya saya berat meninggalkan mereka, namun keadaan saya yang tidak memungkin untuk melanjutkan pembelajaran secara luring. Tidak ada yang mau sakit namun tuhan berkehendak lain, memberikan saya ujian. Saya yakin kalau niat kita baik dan tulus, tuhan pasti memberikan jalan. Untuk pembelajaran berani, saya membuat program dan media penunjang untuk pembelajaran berani. Perencanaan / persiapan program pembelajaran berani sudah selesai saya buat. 

        Hari pertama pembelajaran pembelajaran dimulai. Saya membuat grup khusus untuk kelas yang saya ampu yaitu kelas 5. Biar pembelajaran daringnya terkoordinir, maka saya gabungkan kepala sekolah. Hari pertama pembelajaran sedikit kaku, komunikasi hanya berlangsung satu arah. Komunikasi hanya dari saya, sedangkan siswa cuma diam tanpa batasan obrolan saya. Saya memaklumi namanya juga anak-anak meskipun dikoordinir oleh orang tua, mungkin rasa malu-malu itu ada. Pembelajaran pada hari berikutnya semakin semangat. Komunikasi sudah mulai berbalasan, sebagian sudah menaggapi obrolan yang saya kirim. Setiap siswa mengirim tugas dan potonya lagi belajar. Sebagian mereka ada yang berkelompok karna kondisi jaringan yang tidak memadai.Daerah sekolah saya termasuk daerah pelososk. Terkadang sinyal lancar, terkadang sinyal hilang. 

        Jujur, saya sangat terharu melihat situasi ini. Saat keadaan bumi belum normal, sayapun diuji dengan masalah kesehatan. Seperti semester lalu, biasanya saya selalu menemani siswa. Kami secara bergantian berkunjung. Kadang siswa kesekolah, kadang saya yang berkunjung kerumah siswa. Begitu banyak kenangan yang tak kan pernah terlupakan. Tahun ini benar-benar diuji oleh tuhan. 

        Setiap jam 10 pagi, pembelajaran daring kami mulai. Bagi yang tidak bisa pagi, bisa mengirim tugasnya sampai malam atau bsok paginya. Saya tidak pernah membuat aturan yang membebani siswa. Yang penting mereka belajar dan paham dengan tugas yang diberikan. Alhamdulillah, melihat semangat mereka membuat sakit saya membaik. Semangat mereka bagaikan obat bagi saya. Mereka sangat siap mengerjakan tugas yang saya berikan. Mereka tersenyum sambil mengirim tugas, kadang-kadang saya video call dengan sebagian siswa. Rasa rindu terobati meskipun hanya lewat dunia maya. Sungguh kenangan yang sangat berkesan. Tuhan memberikan kebahagiaan didalam kesulitan. 

        Selama kurang 10 hari kami melaksanakan pembelajaran pemberani. Semua hasil belajar siswa saya rekap kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah beserta dokumentasinya. Setiap minggu kami para guru membuat laporan pembelajaran home learning beserta rekap nilainya. kemudian setiap guru melaporkan hasil rekapnya kepada kepala sekolah. Melihat hasil pembelajaran siswa yang berani tidak jauh berbeda dengan hasil pembelajaran tatap muka. Namun tentu hasilnya tidak semaksimal pembelajaran tatap muka. Ada sebagian siswa yang hasilnya diatas KKM dan ada juga sebagian siswa yang hasilnya dibawah KKM. Bagi saya itu hal biasa, setiap siswa tentu memiliki kemampuam yang berbeda.Yang penting mereka berusaha dan semangat menajalani semua kegiatan ini. 
        Pembelajaran yang berani tentu membuat waktu berada dirumah lebih lama jika dibandingkan dengan tatap muka. Saya sebagai guru tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada. Saya terus melanjutkan kegiatan saya yang lain yang ditulis. Saya selalu ingin mencetak. Alhamdulillah atas izin dari tuhan, saya sukses menerbitkan dua buku pada masa pandemi ini. Semua butuh usaha dan proses. 


        Guru yang profesional adalah guru yang bisa memanfaatkan waktu dan mencari solusi untuk menghadapi situasi dan kondisi. Seorang guru tidak mungkin mau merugikan siswanya. Seorang guru akan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat siswanya. Namun tidak semua orang bisa melihat dan memahaminya. Sebagian orang hanya menilai dari satu sisi saja. Tapi saya sebagai seorang guru memaklumi anggapan itu. Tidak semua orang paham akan mengerti yang kita lakukan. Ibarat sehelai kertas putih yang diberi satu titik dengan tinta hitam. Mereka hanya fokus melihat satu titik hitam dibandingkan dengan area melihat putih yang luas. Itulah manajemen manusia.Wahai para guru tetaplah semangat memberikan yang terbaik untuk pendidikan dunia. Meskipun penilaian rendah, tapi ada seseorang yang menilai bijaksana dan sempurna yaitu tuhan sang maha pencipta. Semoga tuhan selalu memberikan kesehatan dan kelancaran selama proses pembelajaran ini. Semoga ujian ini cepat berlalu, aamiin. 

" Maka sebenarnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS Al Insyirah 5)"









Comments

  1. wah kraetif banget murid muridnya, salut, https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5f4673c4097f36098e10b012/gajah-mati-meninggalkan-gading-blogger-mati-meninggalkan-posting

    ReplyDelete
  2. Salam kenal dan salam pendidikan, Pak
    https://orangtuaidaman.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ini P5 ku, mana P5 mu?

Ciri-Ciri Guru Yang Baik Dan Disenangi Siswa Versi Pak Guru Ganteng (UPT SDN 14 Lunang)