Curahan Hati Pak Guru
Pandemi membuat saya sebagai seorang guru memiliki waktu luang lebih banyak jika dibandingkan disaat belum adanya pandemi. Pada saat itu saya mulai berfikir apa yang harus dikerjakan. Sehingga saya memutuskan untuk gabung disebuah group menulis. Dari group inilah saya mulai belajar bagaimana menuangkan perasaan kedalam bentuk tulisan. Selain itu saya juga belajar bagaimana menghasilkan karya dari tulisan-tulisan yang sudah saya hasilkan. Semenjak itulah saya mulai menulis setiap hari dan menjadikan menulis sebagai hobi. Setiap hari, apa yang saya lakukan dan rasakan saya ungkapkan dalam bentuk tulisan. Dari kumpulan-kumpulan tulisan itu maka lahirlah buku saya yang pertama berjudul"Siswaku Penyemangatku".
Setelah buku pertama terbit, saya merasa senang dan bangga. Ada karya yang saya hasilkan dari kegiatan di rumah saat pandemi. Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa yang tak kan pernah terlupakan. Mungkin karya ini belum sebagus karya orang lain, namun saya bangga dengan hasil karya sendiri. Saya tidak berhenti disitu saja. Saya terus menulis dan menghasilkan karya lainnya. Sampai saat ini saya menghasilkan beberapa karya solo dan beberapa karya bersama(antologi).
Seiring berjalannya waktu, saya mulai berfikir untuk mengajak teman-teman sesama guru untuk menghasilkan karya buku. Saya membuat group khusus untuk menulis. Dari group itulah saya mulai mengajak guru-guru yang lain untuk berkolaborasi dalam menghasilkan sebuah karya. Setiap hari saya memberikan semangat dan motivasi sehingga lahir beberapa buku antologi. Oleh sebab itu saya semakin semangat untuk menulis. Namun tidak mudah mengajak orang-orang untuk menulis. Berbagai alasan yang menyebabkan sebagian mereka tidak bisa menulis. Meskipun begitu tidak menyurutkan semangat saya untuk berkarya. Setiap yang kita lakukan pasti ada ujian. Ada yang pro atau kontra dengan kegiatan yang kita lakukan. Namun niat, kemauan, serta keberanian yang kuat membuat saya bisa menghadapi ujian itu.
Buku-buku yang sudah saya terbitkan, saya promosikan ke Publik. Saya juga ikut mengambil andil untuk menjual buku. Hasil dari keuntungan penjualan buku tersebut sebagian saya sumbangkan dan sebagian lagi untuk saya sendiri. Saya menganggap hasil dari penjualan buku tersebut sebagai salah satu bonus jadi seorang penulis atau penanggung jawab dari sebuah karya. Saya sangat berterimakasih kepada orang-orang yang sudah mau menghargai karya-karya saya. Semoga karya-karya saya ini bisa memotivasi dan menginspirasi banyak orang.
Akhir tahun 2020, saya mulai berfikir untuk mengajak peserta didik untuk menulis. Saya berfikir apa yang sangat sederhana dan mudah ditulis oleh anak. Saya ingin agar anak semakin suka dengan dunia literasi. Saya ingin nanti mereka bisa juga jadi seorang penulis hebat. Akhirnya munculah ide, hal yang paling sederhana adalah membuat puisi. Saya mengajak peserta didik yang ada disekolah saya untuk menulis puisi hasil karyanya sendiri. Selain itu saya juga mengajak guru-guru yang ada di Kecamatan Lunang untuk mengumpulkan puisi karya peserta didiknya masing-masing. Pada saat itu, sekolah masih melaksanakan pembelajaran secara daring/luring. Saya berpesan kepada peserta didik dan guru-guru yang bergabung agar puisi yang dihasilkan anak betul-betul karya sendiri. Akhirnya dipenghujung tahun 2020, saya menghasilkan karya antologi puisi yang sangat luar biasa bersama peserta didik Se-Kecamatan Lunang. Karya kami berjudul "Suara Hati Anak Negeri".
Tahun berlalu, sekarang memasuki tahun baru 2021. Saya tidak berhenti begitu saja. Saya berkeinginan lagi untuk menghasilkan karya berikutnya bersama anak. Saya berfikir untuk mengajak anak untuk menceritakan pengalamannya sendiri. Akhirnya saya mengajak beberapa guru untuk membimbing peserta didiknya untuk menulis pengalaman mereka sendiri. Untuk buku yang ke-2 ini saya ingin berkolaborasi dengan peserta didik Se-Kabupaten Pesisir Selatan. Akhirnya ada beberapa guru yang mau bergabung dan membimbing peserta didiknya. Begitupun saya, membimbing beberapa peserta didik yang ada disekolah saya sendiri. Setiap hari saya memberikan semangat dan membimbing mereka. Sekali dua hari atau sekali seminggu saya melihat dan mengkoreksi hasil tulisan mereka. Anak-anak semakin semangat untuk menulis. Saya yakin dan percaya sesuatu yang baik akan menghasilkan yang baik pula meskipun banyak ujian atau pengorbanan yang harus dihadapi. Saya berfikir, yang penting ada karya, karya, dan karya. Semoga karya yang ke-2 ini juga bisa memotivasi dan menginspirasi semua guru dan peserta didik untuk menghasilkam karya-karya selanjutnya.
Jempol tuk Pak Naff...boleh ngikut-ngikut dari belakang ya...
ReplyDeleteMari buk, sama2 memajukan literasi 😀
Delete