Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

Nafrizal Eka Putra
CGP Angkatan 4 Kab. Pesisir Selatan
UPT SDN 14 Lunang

Burung balam hinggap diatas genteng
Gentengnya tinggi bagaikan pohon kelapa
Terimalah salam dari pak guru ganteng
Sebagai pembuka tugas  pada aksi nyata

A. Latar Belakang

Sekolah seyogyanya berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya peserta didik melakukan budaya atau kebiasaan yang positif. Budaya positif tersebut bertujuan untuk membentuk profil pelajar Pancasila yang Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar kritis, Kebinekaan global, Bergotong Royong, dan Kreatif. Pertanyaannya, bagaimana pembiasaan  nilai-nilai positif bisa terus ditanamkan sehingga membentuk budaya positif sekolah?

Budaya positif sekolah akan terwujud jika tertanam dan terbiasa dilakukan di dalam kelas dengan peran serta pendidik dan peserta didik sebagai actor utama. Nilai-nilai positif seharusnya sudah dimiliki oleh peserta didik, peran kita sebagai guru hanya membantu menumbuh kembangkan saja ke arah yang lebih baik, diantaranya melalui pembelajaran di kelas.  

Selama ini tata tertib yang mengarah pada budaya positif, jarang sekali melibatkan peserta didik serta tidak pernah menanyakan apa dan bagaimana keinginan dari peserta didik di Sekolah tersebut. Guru hanya membuat aturan di kelas dan harus di patuhi oleh peserta didik. Sehingga ada sebagian peserta didik merasa tertekan atau terpaksa dengan aturan yang sudah dibuat guru. Jadi, beranjak dari hal ini saya sebagai seorang guru memiliki pemikiran untuk melibatkan peserta didik dalam pembentukan budaya positif di kelas sehingga peserta didik merasa diutamakan. Dengan demikian peserta didik merasa nyaman dan senang berada di kelas. Tidak ada lagi paksaan karena kesepakatan itu mereka yang membuatnya bersama guru. Selain itu peserta didik juga akan lebih bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukannya. 

B. Tujuan

1. Menumbuhkan budaya positif dengan pembiasaan-pembiasaan positif.
2. Menumbuhkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam pembelajaran.
3. Siswa semakin bersemangat dalam belajar dengan perasaan senang dan gembira. 

C. Deskripsi Aksi Nyata Di Kelas

Sekolah merupakan tempat bersemainya benih-benih kebaikan. Di sekolah ini jati diri, karakter, dan potensi ditumbuhkan. Sekolah tidak hanya mencetak peserta didik yang cerdik secara intelektual namun juga cerdas secara emosional. Di sekolah peserta didik dibekali pengetahuan dan pengalaman yang berguna bagi dirinya sendiri dan berguna juga untuk pergaulan sebagai makhluk sosial di masyarakat.

Pengalaman dan pengetahuan tersebut merupakan pembiasaan positif yang secara sadar dan terbiasa dilakukan peserta didik. Dalam penanaman pembiasaan ada peran serta dan campur tangan seorang guru. Guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang mana bisa mengeksplore peserta didik untuk membiasakan diri melakukan budaya positif. Hal tersebut bisa dimulai dalam kelas. Apabila sudah terbiasa maka akan tertular dan dilakukan secara refleks dengan kesadaran penuh ketika peserta didik berada diluar kelas. 

Budaya positif bisa berjalan secara maksimal dengan adanya sinergitas dari seluruh unsur yang berkepentingan dalam pendidikan di sekolah.

Oleh sebab itu saya sebagai seorang guru kelas SD, tepatnya di Kelas 5 UPT SDN 14 Lunang Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat sudah memulai budaya positif di kelas saya sendiri. Karena saya guru kelas SD jadi saya lebih fokus dulu ke kelas yang saya ampu. Semenjak mengikuti program PGP, banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Dengan bekal itulah saya mulai menerapkan budaya-budaya positif di kelas yang saya ampu. Saya berharap dengan kegiatan ini, saya bisa menularkan budaya positif ini ke kelas yang lain. Saya berharap bisa menggerakan rekan guru yang lain sehingga nanti bisa menerapkan budaya positif di kelasnya masing-masing. Dengan demikian akan terciptalah budaya positif sekolah sehingga bisa mewujudkan Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. 

Selanjutnya, budaya positif yang sudah saya lakukan di kelas saya sendiri adalah:

1. Saya memprioritaskan anak dalam proses pembelajaran seperti melibatkan anak dalam membuat kesepakatan atau keputusan yang diambil dikelas sehingga anak merasa penting/utama dalam pembelajaran. Kesepakatan yang sudah kami buat ditempel didinding kelas sehingga anak akan lebih bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukan. Apabila mereka melanggar, maka mereka sendiri dengan sadar tanpa disuruh mengakui kesalahan sendiri. Mereka dengan sendiri melaksanakan sanksi yang sudah disepakati tanpa harus di suruh guru. Sanksi yang mendidik seperti membaca perkalian atau membaca sila pancasila beserta simbolnya. Sehingga tidak ada lagi paksaan karena sanksi itu mereka sendiri yang menyepakati. Guru hanya membimbing dan mengarahkan. 

2. Setiap pagi setelah membaca doa, saya membiasakan anak secara bergantian membaca Al-qur'an dan surah pendek. Saya meminta satu anak membaca al-qur'an dan satu lagi membaca surah pendek. Jadi setiap hari mereka dapat giliran. Dengan demikian anak yang belum lancar, mereka makin semangat belajar di surau. Selain itu saya makin mudah memfokuskan anak untuk memulai pembelajaran. 


3. Saya  membuat kesepakatan dengan anak untuk melaksanakan makan bersama sekali seminggu. Dengan kegiatan ini anak merasa senang dan saya sebagai guru bisa lebih bisa memahami karakter anak. Saya bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan ke anak yaitu ikhlas dalam memberi atau menolong sesama teman. Mereka saling berbagi sambal. Mereka juga berbagi kepada anak yang lupa membawa nasi. Dari kegiatan ini juga saya dan anak merasakan nilai kekeluargaan sehingga kelas kami makin harmonis. 


4. Saya memberikan kebebasan kepada anak dalam mengembangkat bakat dan minatnya seperti menampilkan kreatifitasnya dalam kegiatan seni seperti tari, lagu, drama, dan membaca puisi. Sebelumnya saya yang menentukan dan anak tinggal melakukannya sehingga ada sebagian dari mereka merasa terpksa. Tapi sekarang saya mulai memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minat yang disukai. 

5. Saya lebih rajin memberikan reward ke anak dalam bentuk pujian sehingga mereka makin semangat dalam belajar. Salah satunya seperti mereka sering tampil kedepan kelas. 


6. Saya selalu merayakan ulang tahun anak. Hal ini dilatar belakangi oleh curhatan anak-anak. Saat itu saya memutar video cara membuat undangan. Kebetulan saya memutar video tentang undangan ulang tahun. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah mendapatkan undangan dan mereka juga tidak pernah merayakan ulang tahun. Oleh sebab itu hati saya tergerak untuk membuat budaya merayakan ulang tahun. Sehingga anak menjadi senang dan semangat. Saya sangat merasakan kebahagiaan mereka. 

7. Saya membuat sebuah wadah kegiatan untuk anak dalam mengembangkan bakatnya dalam bidang literasi yaitu menulis buku. Saya membiasakan anak untuk menulis puisi. Sekali seminggu atau sekali 2 minggu anak saya beri kesempatan untuk mencurahkan perasaannya dalam bentuk puisi. Sehingga kumpulan dari tulisan anak tersebut saya gabung menjadi naskah lalu saya kirim ke penerbit menjadi buku ber-ISBN. Alhamdulillah sampai saat ini sudah terbit 3 buku dan lagi proses buku ke-4.  


8. Saya selalu berusaha membiasakan menyelesaikan masalah dengan sabar dan lemah lembut. Setiap ada anak yang melakukan kesalahan, saya selesaikan dengan baik sehingga anak tidak merasa dimarahi atau ditekan. Dengan ikutnya kegiatan PGP ini saya makin bisa mengontrol emosi. Saya semakin paham cara menyelesaikan masalah dengan bijak. Salah satunya dengan cara segitiga restitusi. 

9. Setiap jam istirahat saya selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama anak. Dengan begitu saya semakin dekat dan semakin paham dengan karakter anak.

10. Saya menggunakan strategi yang bervariasi dalam mengajar sehingga anak tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran seperti bermain game atau membuat yel-yel yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. 


Itulah beberapa budaya positif yang sudah saya lakukan di kelas saya sendiri. Mungkin masih banyak kekurangannya. Sebelum mengikuti kegiatan PGP, saya sudah melakukannya namun belum maksimal. Dengan adanya kegiatan PGP, saya semakin paham dan semakin maksimal dalam melaksanakannya. 

Selain kegiatan didalam kelas diatas, masih banyak lagi kegiatan diluar kelas yang sudah dilakukan oleh sekolah untuk membiasakan budaya positif. Hal tersebut sudah dilakukan dari dulu, jauh sebelum kegiatan PGP. Misalnya kegiatan memilih sampah setiap pagi, upacara setiap senin pagi, sholat berjamaah zuhur, senam pagi setiap selasa dan kamis, menyanyikan lagu wajib setiap rabu, santapan rohani dan infak setiap jumat pagi, kebersihan diri setiap sabtu pagi, klasmeting setiap selesai ujian semester, memberikan reward atau penghargaan kepada anak yang berprestasi, kegiatan ekstrakutikuler seperti pramuka dan olahraga, berkunjung kerumah teman yang lagi sakit atau anggota keluarga yang meninggal, dan banyak lagi. Kegiatan tersebut sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Namun sekarang kegiatan tersebut sudah mulai berangsur dilaksanakan kembali.

D. Hasil Dari Aksi Nyata

Hasil dari kegiatan ini sangat besar pengaruhnya bagi anak. Hal tersebut dapat saya rasakan sendiri. Dengan adanya budaya positif, anak semakin senang, bahagia, nyaman di kelas/sekolah, dan semakin semangat dalam belajar.  Selain itu mereka semakin sadar dengan sikapnya, hal ini dapat dilihat dari daftar hadir anak. Tentu perubahannya belum 100% total. Semua butuh proses dan perjuangan bersama dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.

E. Dukungan Yang Dibutuhkan

1. Orang tua dirumah dalam membiasakan budaya positif.
2. Warga sekolah sebagai role model/teladan bagi peserta didik dalam menanamkan budaya positif.
3. Seluruh warga sekolah berkolaborasi, bergotong royong, dan bergerak bersinergi dalam menciptkan serta membiasakan budaya positif.

D. Rencana Perbaikan Untuk Implementasi Ke Depan

Budaya positif ini akan terus dilaksanakan bahkan lebih ditingkatkan lagi. Butir-butir kesepakatan kelas akan ditambah sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu saya juga akan meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan guru, dan orang tua anak agar penanaman budaya positif lebih cepat terealisasi, berkembang, dan terawat dengan baik. 

Saya yakin dan percaya selagi ada niat dari hati dan usaha beserta doa, slalu ada jalan dari tuhan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Sabar dan selalu berfikir positif sehingga terwujudlah budaya positif dengan baik, merdeka belajar sesuai pemikiran KHD dan terbentuklah Profil Pelajar Pancasila. Aamiin. 

Pak Sulis makan pepaya
Buk Sri ngidamnya mangga
Cukup sekian tulisan saya
Sampai jumpa ditulisan berikutnya

Comments

Popular posts from this blog

Ini P5 ku, mana P5 mu?

Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

Ciri-Ciri Guru Yang Baik Dan Disenangi Siswa Versi Pak Guru Ganteng (UPT SDN 14 Lunang)