Ini P5 ku, mana P5 mu?

         Nafrizal Eka Putra, S.Pd.SD.,M.Pd.

Pada awal tahun 2022 lalu, Kemendikbudristek resmi luncurkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Pembelajaran yang berpihak kepada murid. Salah satu bagian dari Kurikulum Merdeka adalah adanya kegiatan projek yang diberi nama P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). 

Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pemerintah melalui Kemendikbudristek memberikan 3 pilihan kepada sekolah untuk menjalankan kurikulum merdeka. Ketiga pilihan itu adalah Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi. Sekolah yang memilih merdeka belajar tetap melaksanakan kurikulum 2013, namun sudah menjalankan sebagian prinsip-prinsip dari Kurikulum Merdeka. Sedangkan sekolah yang memilih merdeka berubah, maka mereka memakai kurikulum merdeka dalam pembelajaran. Selanjutnya, sekolah yang memakai merdeka berbagi adalah sekolah penggerak. 

Pada tahun pelajaran baru 2022/2023, sekolah saya UPT SDN 23 Painan Utara Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat memilih opsi 1 yaitu merdeka belajar. Dengan begitu, kelas 1 dan 4 sudah mulai menggunakan sebagian prinsip-prinsip kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran. Berbagai pertimbangan/alasan yang dijelaskan oleh kepala sekolah untuk memilih opsi 1. Sebagai seorang guru, saya menerima keputusan tersebut dengan sepenuh hati. Saya dan rekan guru yang lain mulai menerapkan prinsip kurikulum merdeka. Saya belajar secara mandiri, seperti apa kurikulum merdeka itu sebenarnya. Saya mulai membuka dan mengerjakan pelatihan mandiri yang ada di PMM (Platform Merdeka Mengajar). 

Salah satu hal yang paling menarik dalam kurikulum merdeka adalah adanya P5. Pembelajaran yang memberikan ruang kepada guru dan murid untuk melakukan sebuah projek. Kegiatan ini nantinya dirancang dengan menerapkan dimensi-dimensi profil pelajar pancasila. Ada 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni 1) Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2) Dimensi Berkebhinekaan Global; 3) Dimensi Bergotong Royong; 4) Dimensi Mandiri; 5) Dimensi Bernalar Kritis; dan 6) Dimensi Kreatif.

Program P5 dalam kurikulum merdeka sudah dirancang sebaik mungkin oleh Kemendikbudristek. Pemerintah melalui Kemendikbudristek sudah menentukan tema-tema apa saja yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan. Untuk SD (Sekolah Dasar) memilih 2 projek dalam setahun, berarti 1 semester ada 1 projek yang harus dikerjakan. Tema yang disediakan untuk SD adalah:
1. Gaya hidup berkelanjutan. 
2. Kearifan lokal
3. Bhineka tunggal ika
4. Berekayasa dan berteknologi
5. Kewirausahaan.

Saya sebagai wali kelas 4 yang diberi amanah oleh kepala sekolah tentu harus melaksanakan program ini. Saya sedikit bingung dalam memilih tema. Selain itu, saya belum terlalu paham bagaimana cara menyusun program dan membuat modul ajar untuk projek ini. Saya juga belum tahu, kegiatan apa yang sangat dibutuhkan dan diminati oleh murid. Semua rekan guru juga bingung karena belum terlalu memahami tentang P5 ini. 

Saya tidak mau diam begitu saja. Saya tidak mau tertinggal dari sekolah lain. Pemerintah sudah menyediakan semuanya untuk mendukung kurikulum baru ini. Saya mulai belajar secara mandiri. Hal yang saya lakukan adalah membuka PMM, lalu mencari topik tentang P5. Selain itu, saya belajar melalui video-video webinar yang ada di youtube dan bertanya lewat group-group WA yang ada. Alhamdulillah saya mulai paham tentang P5. 

Saya bersama rekan guru mulai bergerak. Kami berkolaborasi membuat program P5 yang akan dikerjakan. Kami berdiskusi apa tema yang akan diambil. Apa topik kegiatan yang akan dikerjakan dalam P5 dan bagaimana cara menyusun modul ajarnya. Kami mulai bingung jika mendengar kata modul ajar. Karena bagi saya membuat modul ajar sedikit sulit dan ribet. Saya lebih suka membuat RPP selembar karena singkat, padat, dan jelas. Diskusi kami belum mendapatkan kesepakatan. Mengingat waktu karena harus mengajar, kami undur diskusinya sampai besok. 

Saya bersama rekan guru melanjutkan kembali diskusi tentang program P5. Pada diskusi kali ini kami sudah mulai mengeluarkan ide tentang topik yang akan diambil. Kami sepakat mengambil tema "Kearifan Lokal" dengan topik "Mencintai Makanan Tradisional Minangkabau". Hal yang melatar belakangi  mengapa kami memilih tema ini adalah masih banyak murid yang belum mengenal makanan tradisional dari daerahnya sendiri. Mereka hanya kenal dengan makanan-makanan modern. Sebagai guru, murid, dan masyarakat tentu berkewajiban melestarikan budaya yang ada didaerahnya agar tidak punah. Mengingat dan menimbang hal tersebut, maka kami sepakat mengambil tema tersebut. 

Setelah tema disepakati, saya mengajak rekan guru termasuk guru mapel untuk membuat program atau rencana dari kegiatan P5. Saya juga mengabari kepala sekolah tentang kegiatan ini. Kepala sekolah mendukung penuh dan menyerahkan semua wewenang kepada guru yang bersangkutan untuk menentukan tema dan programnya. 

Dalam kegiatan diskusi kali ini, saya memberi usul. Saya mengusulkan untuk modul ajar yang dibuat lebih disederhanakan saja seperti RPP. Yang penting program kegiatannya jelas dan mudah dilaksnakan. Usul tersebut disetujui oleh rekan guru yang hadir. Kami selalu memanfaatkan waktu istirahat untuk berdiskusi. Akhirnya kami selesai membuat perencanaan tentang program P5 untuk kelas 4 dengan tema "Kearifan Lokal". Sedangkan topiknya adalah mencintai makanan tradisional minangkabau. Kegiatan ini akan kami laksanakan selama lebih kurang 3 bulan. Materi kegiatan antara lain:
1. Makanan kesukaan murid. 
2. Membandingkan makanan modern dengan makanan tradisional minangkabau
3. Cerita tentang makanan tradisional minangkabau
4. Membuat poster makanan tradisional minangkabau. 
5. Membuat perencanaan tentang makanan yang akan dibuat di panen raya. 
6. Presentasi makanan tradisional minangkabau.
7. Panen raya membuat makanan tradisional minangkabau. 
8. Refleksi dan tindak lanjut. 

Pembelajaran materi kegiatan diatas, diisi oleh guru kelas dan mapel yang mengajar di kelas yang bersangkutan. Setiap kegiatan mencerminkan nilai-nilai dimensi Profil Pelajar Pancasila. Satu materi bisa mencerminkan semua atau sebagian dari dimensi Profil Pelajar Pancasila. Saya dan guru mapel saling berkolaborasi. Kami menyepakati jadwal atau jam projek yang akan dilaksanakan. Kami sepakat P5 dilaksanakan sekali seminggu yaitu pada hari sabtu. Secara bergantian kami mengisi proses pembelajaran. Berikut rangkuman kegiatan P5 yang sudah dilaksanakan di UPT SDN 23 Painan Utara yaitu:
1. Makanan kesukaan murid. 
    Pada materi ini, murid membuat 
    gambar makanan kesukaan mereka. 
    Setelah itu, mereka menceritakan 
    gambar yang dibuatnya di depan kelas. 

2. Membandingkan makanan modern 
    dengan makanan tradisional 
    minangkabau. 
    Kegiatan pada materi ini adalah guru 
    membahas kelebihan dan kekurangan 
    dari masing-masing makanan, baik 
    makanan modern maupun makanan  
    tradisional dengan menggunakan 
    media infokus. 

3. Cerita tentang makanan tradisional 
    Minangkabau. 
    Guru bersama murid membahas dan 
    bercerita tentang makanan-makanan 
    yang berasal dari minangkabau. Guru 
    menggunakan media yang menarik 
    seperti gambar atau video. 

4. Membuat poster makanan tradisional 
    minangkabau.
    Pada materi ini, murid secara 
    berkelompok membuat poster tentang  
    makanan tradisional minangkabau. 
    Setiap kelompok mencari gambar-
    gambar makanan di internet atau media 
    cetak dibawah bimbingan orang tua. 

5. Membuat perencanaan tentang 
    makanan yang akan dibuat di panen 
    raya. 
    Murid bersama guru membuat 
    kesepakatan, makanan apa yang akan 
    dibuat pada kegiatan akhir panen raya. 
    Apa-apa saja yang diperlukan dalam 
    kegiatan tersebut. Kami sepakat bahwa 
    makanan yang akan dibuat besok  
    adalah KOLAK. 

6. Presentasi makanan tradisional 
    minangkabau
    Pada kegiatan ini, guru memutarkan 
    video tentang pembuatan makanan 
    yang akan dipraktekan dikegiatan 
    panen raya. Guru membawa contoh. 
    makanan yang sudah jadi. Seperti di 
    kelas saya, kami akan membuat 
    makanan kolak. 

7. Panen raya membuat makanan 
    tradisional minang kabau. 
    Inilah kegiatan yang ditunggu-tunggu 
    oleh murid. Mereka langsung praktek 
    membuat makanan tradisional seperti 
    kolak. Pada kegiatan panen raya ini, 
    semua guru kelas dan mapel 
    berkolaborasi membantu murid dalam 
    membuat makanan. Semua murid 
    sangat antusias mengikuti kegiatan ini. 
    Mereka bisa menikmati hasil makanan 
    yang mereka buat sendiri. 

8. Refleksi dan tindak lanjut. 
    Murid bersama guru membahas sejauh  
    mana manfaat dari program P5 yang 
    sudah dilaksnakan. Apa saja kelebihan 
    dan kekurangan. Apa saja harapan-
    harapan yang akan dilakukan 
    kedepannya. 
         Dokumentasi rangkaian Kegiatan P5
              di UPT SDN 23 Painan Utara

Itulah kegiatan P5 yang sudah saya lakukan bersama murid. Dari semua kegiatan yang paling bermakna adalah saat melakukan kegiatan panen raya. Begitu banyak pembelajaran yang dapat saya ambil dari kegiatan tersebut. Anak-anak sangat antusias sekali mengikuti kegaiatan ini. Bahkan ada yang membawa bahan dengan ikhlas untuk dimasak. Semua murid saling bekerja sama dalam membersihkan bahan yang akan dimasak. Mereka sangat senang sekali memasak kolak. Setelah masak, kami makan bersama. Sebagian murid membawa makanan yang sudah dimasak pulang. Mereka ingin berbagi dengan keluarga di rumah. 

Tidak ada gading yang tak retak. Saya merasa kegiatan P5 yang saya lakukan masih banyak kurangnya. Salah satunya adalah ketidakhadiran kepala sekolah saat panen raya. Beliau ada keperluan rapat sehingga tidak bisa membersamai kami dalam membuat dan merasakan masakan kami. Mungkin untuk kedepannya, saya harus membuat perencanaan sematang mungkin sehingga program P5 ini bisa terlaksana dengan maksimal. 

Secara keseluruhan, saya sangat senang sekali karena salah satu tugas dan kewajiban saya sebagai seorang guru sudah terlaksana. Semua murid sudah mengenali nama-nama makanan tradisional dari daerannya sendiri. Bahkan untuk kedepannya, mereka akan membuat makanan tersebut dirumah bersama orang tuanya. Saya yakin, apabila ada kemauan pasti ada jalan. Meskipun ada kendala atau kekurangan dalam membuat perencanana atau pelaksanan, itu wajar. Karena yang namanya pembelajaran itu adalah proses.  Proses dimana kita mulai melangkah menuju suatu kebenaran. 

Oleh sebab itu, mari bapak/ibu guru hebat kita mulai melangkah. Berani memulai tanpa harus diam dalam keraguan. Mari kita dukung program pemerintah yang berpihak kepada murid. Mari bergerak bersama demi kemajuan dunia pendidikan. 

       Kelas IVa UPT SDN 23 Painan Utara
                          

Profil Penulis
Nafrizal Eka Putra, S.Pd.SD.,M.Pd. adalah Seorang guru di UPT SDN 14 Lunang. Lahir di Koto Gunung, 14 Juni 1985. Mulai mengajar pada tahun 2008 sampai sekarang. Ayah bernama Ayub, ibu bernama Mayurni, dan Istri bernama Yellani Resintia,S.ST. Alhamdulillah penulis dikarunia seorang putra bernama Gelvin Arcelio Albirru. Pendidikan terakhir 
penulis adalah S-2 Pendidikan Dasar UNP. Penulis sudah sukses menerbitkan beberapa buku tunggal dan antologi. 
Penulis dapat dihubungi lewat Wa:081266934560, ig@nafrizalekaputra, atau email nafrizaleka@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Guru itu tak seburuk yang kau sangka, kawan!

Ciri-Ciri Guru Yang Baik Dan Disenangi Siswa Versi Pak Guru Ganteng (UPT SDN 14 Lunang)